BYE SILVER AGE, NOW I AM OFFICIALLY 26!

Tadi siang, suami saya mengirimkan gambar yang diambilnya dari akun Instagram 9gag. Isinya sebagai berikut:

On Aging :

20 years old : Woo!

21 years old : Woo!

22 years old : Woo!

23 years old : Woo!

24 years old : Woo!

25 years old : Wait..

26 years old : Oh God..

27 years old : Please make it stop!

Membaca ini saya serta merta ngakak. Kok bisa pas sekali sih? Kemarin saat birthday dinner dengan suami, saya bilang kepadanya, "Wah, gak terasa sudah 26 aja nih aku yang. Berarti empat tahun lagi udah kepala tiga ya? Ya ampun!". Makanya mungkin saat suami saya lihat postingan 9gag ini, dia langsung kepikiran untuk mengirimkannya ke saya ya. Hahaha!

Engga, saya bukan panik. Saya hanya baru sadar saja kalau waktu cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin deh saya meniupkan lilin ulang tahun ke-25 bersama suami di Karangasem, kota yang penuh dengan kenangan itu. Lalu sekarang tanpa disadari umur saya sudah berkurang satu lagi, ini artinya tahun 2017 sudah sepertiga jalan. 

Di usia yang baru ini, sudah banyak sekali perubahan yang terjadi dalam satu tahun terakhir. In a positive way, alhamdulillah. Kalau mau kilas balik, kurang lebih ini gambaran tahun lalu saat ulang tahun ke-25. Kondisinya saat itu saya sedang dalam proses penyesuaian diri dari berbagai macam hal. 

• Adaptasi menjadi pengantin baru. Yang artinya saat itu saya sudah mulai menopang kewajiban baru sebagai istri yang harus taat kepada imam dalam hidup yaitu tak lain dan tak bukan adalah suami tercinta. Contoh penyesuaiannya : belajar masak! Masa-masa dimana saat belajar memasak nasi karena sebelum menikah belum pernah mencoba; saat menelpon mama di supermarket karena panik tidak bisa membedakan bayam dan kangkung; dan masih banyak lagi hal lainnya.
• Adaptasi lingkungan baru. Pindah domisili yang awalnya di Jakarta atau Bandung menjadi di Karangasem, Bali. Merasakan yang namanya homesick karena jauh sekali dengan orangtua. Namun syukur alhamdulillah, suami saya sangat care sehingga saya tidak perlu merasakan homesick yang maha dahsyat. Bentuk care-nya sederhana, cukup dengan mengajak saya kuliner dan jalan-jalan keliling Bali. Hehe.
• Adaptasi rutinitas. Saat itu saya masih menyesuaikan diri menjadi seorang ibu rumah tangga dan Bhayangkari; sudah tidak bekerja kantoran lagi seperti sebelumnya. Saya sempat ada di tahap jenuh, namun ternyata jenuhnya tidak bersarang lama-lama. Karena saya mulai disibukkan oleh kegiatan Bhayangkari, sambil dibimbing oleh senior-senior yang baiknya luar biasa. Rasanya sudah seperti keluarga. Terharuuuu!
• Dan berbagai adaptasi lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu (saking banyaknya!)

Saya cukup bangga dengan diri sendiri karena sanggup melalui seluruh adaptasi tersebut tanpa drama yang berarti. Tentunya semua itu berkat doa dan support dari berbagai orang tersayang. 

__

Kalau pada usia 25 tahun saya dalam fase adaptasi dan pencarian jati diri baru, di usia 26 ini cukup berbeda. 

Dulu saat konseling dengan ex-boss saya di kantor pada tahun 2015, kami pernah berdiskusi mengenai performansi saya dalam bekerja. Lalu pada diskusi itu, saya ditanya oleh beliau, 

"Dunia kerja itu sangat dinamis. Perjalanan karirmu pun masih panjang, kemungkinan besar akan mengalami rotasi suatu hari nanti. Kalau diharuskan pindah bagian, kamu minat mencoba bidang apa? Tetap marketing, strategic planning, atau IT mungkin? Passion-mu apa?". 

Pertanyaan terakhir dari ex-boss saya ini cukup membuat tersedak. "Passion-mu apa?". Kenapa pakai acara tersedak segala? Karena saat itu saya masih tidak tahu apa sebenarnya passion saya. Saya menjalani dunia kerja hanya sebatas untuk menggugurkan suatu check list yang saya susun selepas lulus kuliah. Soalnya jelas kan urutannya: kuliah - lulus - bekerja - menikah. Bekerja yang ada dalam pikiran saya ya bekerja di perusahaan ternama, yang menjamin bisa membuat saya berkecukupan. Cukup untuk belanja, cukup untuk traktir mama dan ayah, cukup untuk tabungan menikah.

Lalu setelah sekian tahun berlalu, saat ingat pertanyaan ex-boss; saya sangat lega karena sekarang sudah bisa menjawab dengan senyum lebar. Di usia 25 tahun kemarin saya sudah menemukannya. Salah satu passion saya diantaranya adalah..

Menulis.

Untuk saya, mulai menulis blog di Mei 2016 kemarin merupakan suatu game changer. Bermula dari keinginan untuk sharing kepada teman-teman, hingga akhirnya berlanjut menjadi hobi. Hobi yang memungkinkan saya untuk mendapatkan berjuta pengalaman baru, teman baru, dan juga harapan baru. Terlalu banyak hal exciting yang saya lalui dalan perjalanan menulis yang bahkan belum genap satu tahun ini. 

Birthday Dinner bersama suami di The Edge, Kemang

Salah satu orang yang senang dengan hobi baru ini adalah suami saya. Jelas dia senang karena dengan menulis, saya bisa anteng berkegiatan di rumah. Katanya, saya jadi gak perlu kerja nine to five yang memungkinkan waktu kami bersama menjadi tersita. Soalnya kan jam kerja Sony tidak teratur; bisa jadi weekday OFF dan weekend malah bekerja. Kalau kerja kantoran, kapan kami bertemunya? Sebenarnya Sony tidak melarang saya untuk kembali bekerja sih, bahkan support sekali; namun kalau dari kode-kode yang saya terima, dia lebih senang dengan situasi dan kondisi saat ini. Hahaha.

Setelah berhasil menemukan passion yang terkubur dalam-dalam selama 25 tahun, saya berharap di tahun ini akan ada kejutan-kejutan lainnya. Salah satunya mendapatkan buah hati, mungkin? Hehe amin amin ya Allah! Mohon doanya ya teman-teman :) 

__

Dalam melalui usia 26 tahun, saya berharap saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Yang berbakti kepada suami dan orang tua; yang lebih sering bersyukur daripada mengeluh; yang konsisten menghasilkan tulisan berkualitas; yang semakin pandai memasak; yang disayang oleh orang sekitar; yang sehat lahir batin dan selamat dunia akhirat. Amin! Semoga saat bertemu dengan tanggal 5 April berikutnya (insya Allah), semakin banyak hal baik yang bisa saya share disini ya.

Dan tak lupa.. Terima kasih kepada seluruh keluarga dan sahabat yang sudah memberikan ucapan dan doa kepada saya, semua doa itu sangat berarti. Saya senantiasa mengucapkan, "Amin Ya Rabbal Alamin" pada semua doa baik dan diucapkan oleh semuanya. Semoga semua doa itu pun berbalik kepada yang mendoakan ya! Xx!